Saya bernama Johanna Tjokrosasmito, namun saya biasa dipanggil Yoan. Lahir di Jakarta pada tanggal 10 Januari 1994, saya besar di kota kecil Pasuruan, Jawa Timur. Saya adalah seorang anak tunggal dan cucu termuda dari keluarga besar kakek saya, sehingga tidak jarang saya diperhatikan lebih dari sepupu-sepupu saya lainnya.
Saya menyelesaikan pendidikan saya di Pasuruan sampai tingkat SMP, di sebuah yayasan sekolah swasta bernama Sang Timur. Lalu saya pindah ke Surabaya untuk menyelesaikan pendidikan SMA saya di SMAK St. Louis 1.
Saya suka mendengarkan musik blues dan berbagai genre lainnya, walaupun saya tidak pernah bisa menyukai musik dengan lirik diulang-ulang dan dentuman keras, karena menurut saya musik yang baik adalah musik untuk otak, bukan hanya untuk dinikmati telinga. Musik yang baik bukan hanya tren, namun juga memiliki unsur klasik. (Saya benci musik dugem, by the way.)
Belakangan saya suka mendengarkan John Mayer, James Morrison, Norah Jones, dan Alicia Keys.
Ini Opa saya, berusia 91 tahun dan masih cukup gaul untuk berfoto dengan Captain Jack Sparrow dan kawan guritanya.
Kalau ada yang mengenal keluarga saya luar-dalam, mereka pasti tahu Opa saya adalah seorang traveler sejati. Sebelumnya, Opa berkeinginan menjejakkan kaki di The Great Wall of China. Waktu kami mengunjungi China, Opa saya (bayangkan; 90 tahun) ikut naik ke Tembok Besar yang tinggi tiap anak tangganya mencapai 40cm. Opa mengajarkan saya akan apa artinya determinasi.
Anak lain mungkin biasa disebut anak-papa, atau anak-mama. Dengan agak bangga, saya menamakan diri saya sendiri anak-opa.
Hobi saya adalah membaca, mendengarkan musik, travelling, dan ngopi. Ibu saya adalah penikmat kafein yang wajib mengkonsumsi kopi setiap hari, dan lebih-kurang kebiasaannya telah mempengaruhi kebiasaan minum saya juga. Yang agak saya banggakan dari hobi ini adalah, saya jadi tahu bedanya kopi enak dan kopi biasa.
Ini saya bersama kedua orangtua saya. Ya, ini ayah saya yang mengaku mirip Brad Pitt. Dan ibu saya yang rasanya tidak pernah terfoto dengan pose bagus... Hmm.
Film, menurut saya, adalah cara saya bisa menghabiskan waktu berdua dengan ayah saya. Ayah saya selalu sibuk, dan banyak kegiatannya yang bertentangan dengan hobi saya, kecuali menonton film. Kami suka pergi ke mall berdua, membeli karcis beberapa film sekaligus dan nonton dari siang sampai malam. Saya ingat betapa seringnya ayah saya mengaku bahwa ia lebih tampan dari Brad Pitt, dan bagaimana ia suka menertawakan saya karena saya selalu mengukur bagus-tidaknya suatu film dari kadar air mata yang saya tumpahkan.
Ini Bogem, anjing kesayangan saya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Nama aslinya bukan Bogem, tetapi Flaky, entah atas dasar apa saya dulu memilih nama itu. Nenek saya lalu mulai memangilnya Bogem karena anjing kesayangan nenek saya waktu muda bernama Bogem (rasanya kami sekeluarga punya kebiasaan menamai anjing dengan nama-nama aneh.)
Kalau ada sesuatu yang benar-benar saya cintai dan benar-benar mencintai saya, itu adalah Bogem, anjing pertama saya klaim anjing saya sendiri. Saya mempunyai 3 anjing lain dirumah (kami pencinta anjing) namun Bogem adalah kesayangan saya. Bogem mati karena sebuah tumor ganas di perutnya, dan ia mati dalam usia 13 tahun. Kami ingin mengoperasi Bogem, tetapi dokternya berkata bahwa Bogem sudah terlalu tua dan mungkin tidak bisa pulih lagi pasca operasi. Waktu itu, hati saya retak berkeping-keping. Kami merawat Bogem sampai saat-saat terakhir hidupnya, dan anjing-anjing saya yang lain melolong sedih ketika Bogem meregang nyawa (saat itu pukul 2 dini hari, hanya nenek saya yang mendengar lolongan anjing kami).
Sejujurnya, saya tidak pernah memiliki angan-angan untuk terus hidup di Indonesia. Indonesia, menurut saya, adalah negara yang tingkat korupsinya tidak dapat lagi ditolerir. Saya ingin tinggal di suatu negara, dimana saya bisa membayar pajak dengan perasaan lega bahwa pajak yang saya bayar akan digunakan untuk membangun negeri tersebut. Saya ingin tinggal di negeri dimana polisi tidak dapat disuap; kebenaran tidak dapat dibeli; dan kebahagiaan tidak berasal dari uang. Coco Chanel pernah berkata "There are people who have money, and people who are rich," yang maknanya bagi saya, adalah bahwa tidak semua orang yang memiliki uang adalah orang yang kaya.
Saya berbicara dalam bahasa Indonesia, Inggris, sedikit bahasa Belanda dan sedikit bahasa Hokkien. Saya juga mengerti beberapa kata dalam bahasa Jepang karena saya adalah pecinta kultur Jepang. Saya tertarik untuk mempelajari bahasa lain di kemudian hari.
Saya cenderung menilai orang dari kepribadiannya. Contohnya, saya tidak suka berada diantara orang-orang yang menurut saya hanya berisik di mulut namun tidak memiliki ide-ide kreatif yang positif. Saya suka merasa tidak aman jika berada diantara banyak orang, namun saya sebenarnya adalah seseorang yang mudah diajak bercanda dan berpikiran luas.
Terima kasih karena telah membaca profile saya. Saya mempunyai sebuah blog pribadi (yang isinya tidak pernah penting) di sini.
Cheers,
Yoan.